KONTAK SAYA

eMail Twitter Facebook

TELUSURI

Rabu, 29 September 2010

ultra ungu

Radiasi ultraungu (sering disingkat UV, dari bahasa Inggris: ultraviolet) adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil.

Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380–200 nm) dan UV vakum (200–10 nm). Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi UV terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi lagi kepada UVA (380–315 nm), yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau "blacklight"; UVB (315–280 nm), yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave).

Istilah ultraviolet berarti "melebihi ungu" (dari bahasa Latin ultra, "melebihi"), sedangkan kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari cahaya dari sinar tampak. Beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan serangga seperti lebah dapat melihat hingga mencapai "hampir UV". Banyak buah-buahan, bunga dan benih terlihat lebih jelas di latar belakang dalam panjang gelombang UV dibandingkan dengan penglihatan warna manusia.

kekuatan berpikir

Kekuatan supranatural seperti yang sering kita dengar dalam film adalah contoh sederhana dari kekuatan pikir. Misalkan kita mempunyai kehendak, maka secara tidak langsung akan melahirkan kekuatan pikir atau kekuatan supranatural.


Kekuatan pikir mempunyai kekuatan yang luar biasa. Kekuatan itu lahir dari kekuatan yang luar biasa. Kekuatann itu lahir dari kekuatan keinginan kita sendiri. Penguasaan kekuatan pikir akan memakan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan menguasai kekuatan tenaga dalam atau sejenisnya. Kekuatan pikir bisa disebut juga sebagai kekuatan supranatural.

Untuk mempelajari kekuatan pikir, hal pertama yang menjadi kunci dasar adalah kekuatan sampai di mana tingkat konsentrasi yang kita miliki.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk menguasai kekuatan pikiran adalah sebagai berikut :

1. Melatih Pandangan Mata

Melatih pandangan dimulai dari melakukan latihan terhadap lilin yang menyala dan dalam kegelapan dan ruangan tertutup. Latihan ini mempunyai tujuan agar menyatukan mata dengan pikiran. Konsentrasi menjadi kunci sukses dalam mempelajari ilmu pandangan mata.

a. Lihatlah lilin yang menyala hingga beberapa menit, sampai api lilin tampak sebesar benang jahit. Jarak antara lilin dengan mata adalah kurang lebih 2 meter. Keadaan ruangan harus benar-benar berada dalam keadaan gelap dan tenang. Jika mata terasa pedas/pedih, maka hentikan beberapa saat dan pejamkan mata kemudian dapat diteruskan lagi. Hal ini dilakukan beberapa kali baru baru terasa hasilnya. Jika belum mencapai hingga sebesar benang atau seukurannya maka latihan pertama ini belum dapat dinyatakan berhasil.

b. Maka cobalah menjalankan pikiran untuk memadamkan nyala dalam khayalan. Bila nyala lilin perlahan meredup maka usahakan nyala lilin tersebut hilang dari mata. Bila telah berhasil meredupkan lilin dan memadamkan dalam pandangan kita, maka latihan tahap kedua telah berhasil.

c. Memandang bulatan hitam pada tembok putih hingga hilang dari pandangan mata. Bulatan yang berada ditembok berjarak kurang lebih 1 meter dari mata kita, dimulai dari sebesar koin (uang logam) hingga sebesar dua atau tiga kali diameter koinnya. Ini harus dilakukan pada ruangan yang terang dan tembok yang berwarna putih. Untuk melakukan latihan ini bisa dimulai dengan benda yang berada di tembok dengan bentuk kecil, misalkan cicak yang menempel di dinding.

d. Memandang jam yang berdetak. Dalam tahap ini sudah menjalankan pikiran pikiran kita dalam keadaan terang. Jam dinding yang berada di tembok dipandang dengan pikiran penuh konsentrasi agar jarum yang bergerak menjadi berhenti dan diam. Bila mengalami kesulitan dengan jam dinding, maka bisa dimulai dengan jam alarm atau jam tangan. Setelah berhasil menghentikan jarum yang bergerak, maka kekuatan pikiran telah dikuasai kurang lebih sepersepuluh dari seluruh kekuatan yang bisa ditimbulkan oleh pikiran kita sendiri.

2. Melatih Pikiran Berjalan

Latihan ini sudah masuk dalam latihan yang akan dapat menguasai kekuatan pikiran melihat benda yang jauh atau dalam ilmu spiritual adalah terawang. Ilmu terawang yang dapat dikuasai dengan pikiran tidak akan bisa dibaca oleh orang lain dan tidak akan pernah hilang kekuatannya selama masih sering berlatih dan tidak digunakan untuk hal yang melanggar etika agama.

a. Cobalah menghafal keadaan dalam kamar pada saat lampu menyala, kemudian padamkan lampu. Ingatlah apa yang ada dalam kamar kemudian berusahalah mengambil benda yang ada dalam kamar tersebut. Keadaan kamar atau ruangan yang digunakan harus benar-benar dalam gelap dan mata tidak bisa melihat satu apapun.

b. Setelah berhasil menguasai keadaan kamar atau ruangan, maka gunakan pikiran untuk berjalan mengambil benda yang dimaksudkan dalam pikiran. Jadi pikiran berjalan dan berusaha mengambil benda yang ada dalam kamar.

c. Pikiran dilatih untuk mengingat jalan yang pernah dilalui untuk mencapai suatu tempat. Misalkan akan pergi ketempat teman maka jalan yang harus dilalui adalah jalan ini. Cobalah melakukan perjalanan ke rumah tersebut dan melihat keberadaan dari runah tersebut dalam pikiran. Jadi pikiran mulai melihat keberadaan aktivitas atau kegiatan yang sedang dilakukan dalam rumah tersebut. Jika masih terdapat keraguan, maka dapat dibuktikan dengan hal yang sederhana. Ambil segenggam batu atau kerikil, kemudian suruh teman anda meletakkan di suatu tempat yang anda ketahui. Setelah itu cobalah berjalan ke arah batu tersebut dan mulai menghitung jumlah batu yang ada di tempat yang anda maksudkan. Bila belum berhasil, maka latihan ini harus diulangi lagi sampai benar-benar berhasil.

d. Latihan berjalan merupakan latihan dasar untuk menerawang secara alami tanpa bantuan tenaga dalam atau sejenisnya.

3. Melatih Menggerakkan Benda dari Diam Menjadi Bergerak

Dalam latihan ini maka kita berusaha bisa untuk memasuki pikiran benda yang akan kita gerakkan. Pikiran hanya terfokus pada benda yang akan digerakkan. Coba masuk dalam pikiran benda tersebut seolah benda tersebut adalah benda yang bernyawa yang mau bergerak atau bergesar.

Jika telah berhasil menggerakkan benda, berarti pikiran kita telah dapat menyatu dengan benda selain benda yang kita gerakkan. Dalam latihan ini, jangan berusaha untuk menggerakkan mahluk hidup seperti hewan atau manusia, karena mereka mempunyai pikiran yang tidak bisa kita baca. Kekuatan pikiran yang telah dikuasai mempunyai sifat pasif, tidak bisa untuk menyerang jika tidak dipaksa.

Latihan untuk menguasai kekuatan pikiran akan mampu dikuasai hingga pada tahap terawang memakan waktu 3 bulan untuk orang yang memiliki bakat dengan latihan setiap hari, dan 6 bulan untuk orang normal dengan latihan setiap hari.

Dengan menguasai kekuatan pikir, maka kekuatan yang akan mengganggu atau memasuki pikiran kita akan kesulitan bahkan jika berhasil akan memakan waktu yang cukup lama dan efeknya sangat kecil dengan kekuatan yang sangat besar.

Perlu diingat bahwa kekuatan ini berasal dari dalam diri kita yang merupakan karunia dari Tuhan dan akan dapat kita kuasai apabila kita selalu dekat kepada sang Pencipta. Dan atas ijin-Nya baru kita dapat menguasai kekuatan pikiran.

Budaya Organisasi, Negara dan Korupsi Indonesia

Dilihat, dicari, dimaknai, di timbang-timbang Menariknya Negara Juga Adalah Sebuah Organisasi! Ada tujuan, ada pemimpin, ada penggerak, ada kas, ada asset, ada investor dan kawan-kawannya. Maka bisa dikatakan Indonesia adalah sebuah organisasi. Dan menariknya lagi penemuan Hofstede (2001) bisa di aplikasikan disini.
Organisasi Indonesia ini bukan organisasi biasa, ini adalah organisasi yang besar dengan potensi besar dan penggerak yang tidak kalah besarnya. Apa lagi ditambah dengan Pancasila sebagai pedoman menjalankan organisasi, menjadikan organisasi ini seperti sebuah koperasi. Diciptakan untuk kesejahteraan anggotanya.
Namun organisasi yang kental dengan budaya kebersamaan ini rawan untuk berubah wujud jadi kebersamaan dengan konotasi negative yang dikenal juga dengan komunalisme yang sarat berkaitan dengan praktek korupsi. Jika satu orang terjangkit praktek korupsi dan orang ini adalah seorang pemimpin maka dampaknya sangat besar. Mengapa? Karena dengan budaya kebersamaan yang tinggi dan tingkat penghormatan terhadap yang dituakan sangat mutlak maka bila sang pemimpin terjangkit, maka akan ada kemungkinan juga sang pemimpin memberikan pengaruh buruk kepada yang lainnya. Kemungkinan menolak ada, namun kecil jika mayoritas sudah terjangkit dan akhirnya berlanjut terus.
Jika praktek korupsi menyebar luas dan telah mengakar daging, maka kemungkinan untuk dirubah sangat berat. Hofstede menemukan bahwa manusia Indonesia lebih sulit untuk mengambil resiko dan lebih sulit untuk mengadakan sebuah perubahan dibanding Singapore dan Malaysia. Maka jelas untuk sebuah perubahan maka akan sangat susah. Jika memang harus, maka bukanlah perubahan drastis dan cepat. Butuh waktu. Kalau kronik maka akan lebih lama.
Lalu pada akhirnya orang-orang korup ini akan menjadi penyedot kesejahteraan. Menyedot dan menyedot sehingga hati dan pikiran tertutup. Menjadi tidak kompeten di bidangnya, terbiasa menyedot tanpa memberikan yang terbaik. Mungkin jika terus dibiasakan maka urutan Indonesia akan semakin memburuk, semakin terkenal menjadi tidak kompeten dan tidak result orientation.